Wednesday, October 28, 2009

PERUBAHAN DAN DIRI KITA


Saat ini kita menyadari bahwa perubahan itu penting bahkan mutlak, jika keberadaan kita tidak ingin punah seperti dinosaurus. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, dari manakah kita akan memulai perubahan dinamis itu? Jawabnya sederhana: mulai dari diri kita sendiri. Ya, kita tidak akan mampu mengubah apapun kecuali diri kita sendiri. Kita mampu memegang kendali dari perubahan dinamis diri kita sendiri. Sebagai gambaran sederhana saja: Apakah kita akan bahagia atau tidak, mutlak tergantung keputusan kita! Bahagia bukan karena cuaca cerah atau mendung, bukan karena berita TV dan berbagai infotainmentnya, bukan karena berita di koran, bukan juga karena kabar sesuatu dari teman. Saat ini juga kita bisa bahagia jika kita menentukan dan memilih untuk bahagia. That’s it ! Bahkan Anthonny Robbin berpendapat, kadang untuk menjadi bahagia kita tidak butuh suatu alasan. :)

Sangatlah bijaksana, kita peka terhadap perubahan di luar dan sesegera mungkin melakukan adaptasi positif terhadap situasi yang ada. Benar bahwa kita tidak kuasa atas perubahan yang terjadi di luar diri kita, namun kita sepenuhnya berkuasa atas diri kita: kemana kita akan menuju dan menjadi seperti apakah kita nantinya. Orang bijak mengatakan: “Kita tidak berkuasa atas angin dan gelombang di laut, tetapi kita bisa mengarahkan arah layar perahu kehidupan kita”.

Sangat penting untuk merefleksikan ulang atas nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan dasar kita (core values). Apakah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan itu masih cukup relevan dengan konteks zaman saat ini ataukah kita perlu mengadakan beberapa penyesuaian nilai-nilai tersebut sehingga nilai-nilai tersebut manjadi acuan kehidupan yang jauh lebih dahsyat bermanfaat bagi kehidupan kita dan sesama? Perubahan atas nilai-nilai tersebut akan sangat mempengaruhi pola pikir  (mind set) dan pola pikir akan sangat menentukan perilaku pada tataran praktis kehidupan diri kita dengan sesama dan lingkungan.

Beranikah kita menerima nilai-nilai baru, jika dirasa hal itu jauh lebih baik? Beranikah kita menanggalkan kebiasaan-kebiasaan lama kita, jika dirasa hal itu sudah tidak mendukung kemajuan dan perkembangan kita? Beranikah kita berputar haluan, saat kita menyadari bahwa jalan yang kita tuju -meski sudah ber-kilo-kilo meter- adalah sasaran dan tujuan yang kurang tepat?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home